Rabu, 20 Januari 2010

Disartria

DISARTRIA

A. Definisi dan Pengertian

1. “Disartria adalah gangguan bicara yang diakibatkan cidera neuromuscular, gangguan bicara ini diakibatkan luka pada system saraf, yang pada gilirannya mempengaruhi bekerja baiknya satu atau beberapa otot yang diperlukan untuk berbicara.” (Rheni Dharma Perwira, 2000. 5.)

2. “Dyshartria is a disorder of articulation due to impairment of the central nervous system which directly control the muscles of articulations.” (Lee Edward Travis, 1971. 11.)

Artinya : Disartria adalah gangguan artikulasi yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf pusat yang secara langsung mengontrol aktivitas otot-otot yang berperan dalam proses artikulasi dalam pembentukan suara pengucapan.

3. “Ataxia Dysartria associated with damage to the cerebellar system.” (L.Nicolosi, 1989, 68)

Artinya : “Disartria Ataksia berhubungan dengan kerusakan ada system cerebellum.”

4. “Dysarthria refers to a disturbance in the execution of motor patterns for speech due to paralysis, weakness, or discoordination of the speech musculature”. (Curtis E. Weiss, 1987, 86)

Artinya : “Menunjukkan gangguan di dalam pelaksanaan pola – pola motorik wicara yang mengarah kepada kelumpuhan, kelemahan, atau kesalahan dalam mengorganisasikan otot – otot wicara”.

5. Disartria spastik adalah program artikulasi yang parah tidak akan mampu memberikan pengaturan – pengaturan secara tepat dari pergerakan bersamaan antara lidah, bibir, dan rahang. (Ki Pranindyo, 1985, 282)

B. Penyebab

Disartia dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

1. Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) (Cerebrovascular accident (CVA) ) (stroke)

Karena trombosis, emboli atau pendarahan, saluran darah ke sebagian otak terhambat.

2. Gangguan Biokimia

Pembuatan neurotransmitor tidak cukup atau neutransmitor terlalu cepat dihanyutkan sehingga penyampaian rangsangan terganggu. Penyakit Myasthenia gravis misalnya diakibatkan diakibatkan kurangnya asetikolin sehingga otot-otot cepat capai. Penyakit Parkinson disebabkan kekurangan produksi dopamine.

3. Trauma

Karena jatuh, pukulan atau luka sebagian dari sistem saraf rusak.

4. Neoplasma (tumor)

Sebuah tumor ini membuat tekanan pada sebagian sistem saraf.

5. Keracunan

Keracunan dapat disebabkan racun, alkohol (penyakit Korsakow) atau obat.

6. Radang

Radang di otak (ensefalitis), di saraf (neuritis) atau di otot (miositis).

7. Infeksi virus atau infeksi prion

Sistem saraf diserang virus (misalnya poliomyelitis) atau prion (penyakit Creutzfeldt-Jacob)

8. Degenerasi progresif

Semakin banyak bagian sistem saraf terkena. Penyebabkan bisa keturunan, seerti misalnya ‘distrofia otot keturunan’, penyakit Huntington atau penyakit Wilson. Pada penyakit Wilson terdapat kekurangan putih telur pengikat tembaga, yang mengakibatkan tembaga terendap di striatum dan di hati. Pada penyakit Multiple Sclerose, oleh karena reaksi oto-imun, terjadi peningkatan demielinisasi (pemecahan lapis pelindung mielin akson).

9. Kelainan Kongenital

Sejak kelahiran sedah terdapat kerusakan di sistem saraf sentral, yang menyebabkan bicara tidak berkembang dengan baik.

(Reni Dharma Perwira-Prins, 2000. 13.)

C. Karakteristik

1. (Curtis E. Weiss, 1989; 238)

a. Articulation imprecision

b. Slurred speech

c. Phonemic Distortions

d. Shortened Vowel Duration

e. Prolongation of phonemes

f. Slow rate

g. Rapid or jerky rate

h. Inappropriate silent intervals

i. Intermittent unintelligibility

j. Articulatory conspicuousness

k. Inappropriate phrasing

l. Less articulate speech in context than in single words

m. Impaired articulator strength and control

n. Mono pitch, uncontrolled pitch and loudness, inappropriate loudness

o. Hoarseness, harshness, breathiness, and hypernasality

p. Hearing loss

q. Vegetative problems

Artinya :

a. Ketidaktepatan artikulasi

b. Kekacauan wicara

c. Kekacauan fonem

d. Durasi vokal yang pendek

e. Perpanjangan pada fonem

f. Rata-rata bicara yang lambat

g. Cepat atau tersentak-tersentak

h. Ketidaktepatan penjedahan

i. Tidak dapat dipahami

j. Artikulasi buruk/tidak jelas

k. Susunan kata tidak tepat

l. Artikulasi lebih sedikit pada konteks bicara dibandingkan pada satu kata

m. Alat artikulasi yang kurang kuat dan kurang terkontrol

n. Satu nada, nada dan kenyaringan sering tidak terkontrol dan tidak jelas

o. Suara parau, kasar/keras, breathiness, dan hipernasalitas

p. Kehilangan pendengaran

q. Masalah pertumbuhan

2. (Reni Dharmaperwira-Prins, 2000, 18)

· Disartria bulber

a) Ciri gangguan

1) Kelemahan

2) Hipotoni

3) Atrofia

4) Kedutan-kedutan (fasikulasi)

b) Ciri kelainan bicara

1) Hipernasal

2) Pembentukan konsonan tidak tepat

3) Seringkali pengeluaran “angin liar”

4) Monotoni

5) Penipuan-penipuan nasal

6) Pengambilan nafas berbunyi (inspiratoire stridor)

7) Suara serak

8) Kalimat-kalimat pendek, sedikit kata dalam satu pernafasan

9) Kurang dinamis

· Disartria Miogen

a) Ciri gangguan

1) Kelemahan (lemas)

2) Hipotoni

3) Atrofia

b) Ciri kelainan bicara

1) Bicara yang lemas tanpa tenaga

2) Pembentukan konsonan yang tidak tepat

3) Hipernasalitas

4) Suara parau dan lemah

5) Saat-saat tanpa suara

6) Nada bicara pelan

7) Pengheambusan nafas lemah

· Disartria spastis

a) Ciri gangguan

1) Gerakan spastis

2) Gerakan lemah

3) Gerakan terbatas

4) Gerakan pelan

5) Muka tanpa ekspresi

6) Liuran

7) Gerakan bibir pelan dan terbatas

8) Refleks menyedot positif patologis (jika mengeluskan sudip dari ujung mulut ketengah-tengah)

9) Velum bergerak pelan dan sedikit, tetapi bisa bereaksi refleks

10) Kesulitan menelan

11) Tersedak parah

12) Pengaruh inhibisi korteks terganggu, yang mengakibatkan : kelebihan tersenyum (overflow) senyum jadi tertawa lebar

13) Menangis tersendiri/tertawa “tersendiri”. Yang dimaksud dengan tersendiri adalah gejala motoris saja dan tidak diakibatkan emosi.

b) Ciri gangguan bicara

1) Konsonan tidak tepat

2) Monotoni

3) Kurang tekanan

4) Suara serak

5) Kurang dinamis

6) Ketinggian suara terlalu rendah

7) Nada bicara terlalu pelan

8) Hipernasalitas

9) Fonasi yang terperas

10) Kalimat-kalimat pendek, sedikit kata dalam pernapasan

11) Huruf hidup tidak benar

12) Patah suara

13) Terus menerus ‘angin liar’

14) Tekanan yang berlebihan dan rata (juga pada bagian yang tidak bertekanan).

· Disartria ataksis

a) Ciri gangguan

1) Gerakan tidak tepat

2) Gerakan pelan

3) Hipotoni

4) Tremor-tremor, karena kehilangan kontrol gerakan

b) Ciri kelainan bicara

1) Konsonan tidak tepat

2) Tekanan yang berlebihan dan rata (juga pada bagian yang tidak bertekanan)

3) Artikulasi yang tidak menentu memburuk

4) Suara serak

5) Fonem diperpanjang

6) Istirahat diperpanjang

7) Monotoni

8) Kurang dinamis

9) Nada bicara terlalu pelan

· Disartria hipokinetis

a) Ciri gangguan

1) Kekakuan otot

2) Kelangkaan gerakan

3) Muka topeng

4) Permulaan gerakan pelan

5) Tenaga dan pencapaian gerakan terbatas

6) Tremor

b) Ciri kelainan bicara

1) Monotoni

2) Tekanan yang berkurang

3) Kurang dinamis

4) Huruf mati tidak tepat

5) Istirahat pada tempat yang salah

6) Bagian-bagian bicara pendek dan cepat

7) Suara serak

8) Terus menerus “angin liar”

9) Nada bicara rendah

10) Kecepatan bervariasi

· Disartria hiperkinetis

a) Ciri gangguan

1) Hiperkinesia cepat : benturan-benturan mioktonik (dari otot-otot palatum, laring, diafragma), tik/grenyet (sidrom gilles dela tourette), korea (gerakan yang tidak teratur yang bertambah parah pada gerakan-gerakan sadar dan jika beremosi), Hemibalisme (gerakan kacau dari kaki, tangan dan otot muka).

2) Hiperkinesia lambat : atetosis (gerakan-gerakan sembmarang yang pelan berliuk-liuk), diskinesia (gerakan berulang dan berputar pelan), distoni (posisi badan, leher, dan kepala sedikit demi sedikit semakin bungkuk).

b) Ciri kelainan bicara

1) Hiperkinesia cepat

o Huruf mati yang tidak tepat

o Istirahat yang diperpanjang

o Kecepatan yang bervariasi

o Monotoni

o Suara yang serak

o Istirahat pada saat yang tidak tepat

o Huruf hidup yang tidak benar

o Fonem-fonem diperpanjang

o Kurang dinamis

o Kalimat-kalimat pendek, sedikit kata dalam satu pernafasan

o Artikulasi yang bergantian memburuk

o Tekanan berlebihah

o Hipernasalitas

o Tekanan berkurang

o Fonasi terperas

2) Hiperkinesia lambat

o Huruf mati yang tidak tepat

o Huruf hidup yang tidak benar

o Suara serak

o Artikulasi yang bergantian memburuk

o Fonasi terperas

o Monotoni

o Kurang dinamis

o Istirahat pada waktu yang tepat

o Kalimat-kalimat yang pendek, sedikit kata dalam satu pernafasan

o Istirahat diperpanjang

o Fonem-fonem diperpanjang

o Tekanan berkurang

o Bicara yang lambat

3) Tremor : karena tremor terjadi disfonia

3. (Charles Van Riper, 1984, 378)

Karakteristik Disartria Ataktis menurut Charles Van Riper adalah “The Ataxic finds it very difficults to perfoms any complex activity – walking, writing, speaking – in a smooth, integrated series of motions”.

Artinya : “Ataksik mendapati sangat kesulitan untuk melakukan aktivitas apa saja yang komplek – berjalan, menulis, berbicara – secara lancar, mengintegrasikan rangkaian dari gerakan”.

DAFTAR PUSTAKA

1. Charles Van Riper. Speech Correction An Introduction to Speech Pathology and Audiology. New Jersy : Prentice – Hall. 1984.

2. Curtis E. Weiss. Clinical Management Of Articulatory and Phonologic Disorders. Baltimore : Library of Congress Cataloging in Publication Data. 1987.

3. Ki Pranindyo H. A.. Perilaku Komunikasi Normal. Jakarta : Akademi Terapi Wicara. 1985.

4. Lee Edward Travis. Handbook of Speech Pathology and Audiology. New York : Appleton – Century – Crofts Educational Division Meredith Corporation. 1971.

5. Lucille Nicolosi, Elizabeth Harryman, Janet Kresheck. Terminology of Communication Disorders. Baltimore : Wiliams & Wilkins. 1989.

6. Reni I.I Dharmaperwira – Prins. Disartria – Apraksia Verbal dan TEDYVA. Jakarta : Indomedika. 1985.

Tidak ada komentar: